Sebagai negara tropis, jumlah pohon kelapa di Indonesia terbilang melimpah. Sayang pemanfaatan kelapa terutama limbahnya belum berkembang.
Bangsa ini merupakan pemilik perkebunan kelapa terluas di dunia yakni 3,712 juta hektare (ha). Setiap tahun Indonesia dapat menghasilkan buah kelapa sebesar 15 miliar butir dan dimanfaatan sekitar 7,5 miliar butir pertahun atau 50% dari potensi produksi.
Dari setiap organ yang dimiliki baik buah, batang, daun, tempurung, bahkan sabut, kelapa memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Namun Indonesia masih terbatas dalam memanfaatkan limbah kelapa ini untuk keset, sapu, tali dan lainnya.
Adapun, sabut kelapa bila dikreatifkan memiliki potensi besar dalam industri kerajinan. Disisi lain, produksi coco fiber saat ini meningkat pesat. Dengan kata lain jika rata-rata per tahun Indonesia dapat menghasilkan buah kelapa 5,6 juta ton, ada sekitar 1,7 juta ton sabut kelapa yang dihasilkan dan dikreasikan.
Melihat potensi ini empat mahasiswa Fakultas MIPA UNY dari Jurusan Fisika Hidayatun Nikmah, Ika Septiana Rahayu, Malik Abdul Azis dan Latifah Zuliyanti dari Jurusan Pendidikan Biologi memanfaatkan sabut kelapa sebagai bahan pembuatan sandal unik yang berbahan dasar sabut kelapa dan lateks. Melalui kreativitas, keempatnya juga berhasil mendapatkan dana dari Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) 2012.
“Kami menggunakan sabut kelapa sebagai bahan pembuat sandal sabut kelapa karena memiliki kelebihan anti ngengat, tahan terhadap jamur dan pembusukan” kata Hidayatun di UNY, dalam rilis yang diterima Harian Jogjabeberapa waktu lalu.
Keempat mahasiswa ini menilai selain relatif lebih awet, sabut kelapa juga dapat menjaga kelestarian lingkungan. Pasalnya bahan pembuatan sandal ini 100% dapat didaur ulang sehingga tidak mengganggu ekosistem.
Ika menambahkan Jogja memiliki peluang besar dalam mengembangkan sandal ini. Apalagi, Jogja merupakan kota wisata dan seni budaya. Sehingga akan ada banyak wisatawan yang mengincar buah tangan bertema unik dan menarik.
Secara detil, Malik menjelaskan tahapan pembuatan sandal sabut kelapa terbagi menjadi dua yaitu proses pembuatan bagian atasan (upper) dan bagian bawahan (bottom).
“Pertama kali dibuat desain sandal, kemudian dipola pada kertas dan dipindahkan pada selembar coco fiber dengan menggunakan tinta kemudian dipotong menggunakan cutter,” kata Malik.
Agar pengguna merasa nyaman, keempat mahasiswa ini menambahkan kain pelapis pada bagian atas, dan busa di bagian bawah menggunakan lem. Selanjutnya, supaya tampilan terlihat rapi, setiap tepi sandal dilakukan penjahitan dan pelapisan dengan kain. Terakhir memasukkan ujung-ujung upper part ke sela lapisan bottom part.
”Finishing dilakukan untuk membersihkan sisa-sisa lem yang menempel pada bagian upper dengan menggunakan karet kraft, membersihkan sisa-sisa benang dan menempelkan aksesoris,” pungkas dia.
0 comments:
Posting Komentar
Tinggalkan jejak anda di kota ini.
Ini bisa membantu kami dalam mengenali anda.
Terima kasih.
Salam Blogger!