Sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) peserta Program Kreativitas Mahasiswa, memanfaatkan ban bekas dan kain perca jeans, sebagai bahan pembuatan sepatu multifungsi.
"Kami menggabungkan limbah ban bekas dengan kain perca jeans menjadi satu kasatuan yang berwujud produk sepatu multifungsi dan bermodel unik," kata ketua kelompok Akhmad Riva'i Ardiantoro di Yogyakarta, Selasa (22/5).
Menurut mahasiswa Fakultas Teknik UNY ini, produk tersebut diberi nama sepatu Babe Yati, kepanjangan dari ban bekas kaya kreativitas. Model sepatu untuk laki-laki maupun perempuan dibuat kreatif dan menambahkan aspek multifungsi.
"Artinya, bentuk sepatu dapat diubah-ubah sesuai dengan jenis acara, seperti kuliah, jalan-jalan, dan sekolah, yang umumnya mengharuskan siswanya menggunakan sepatu jenis tertentu," katanya.
Ia mengatakan tujuan utama membuat produk sepatu daur ulang multifungsi itu untuk meningkatkan nilai ekonomi limbah ban bekas dan kain perca jeans yang cukup melimpah.
"Kami ingin menunjukkan salah satu cara mengubah sampah menjadi rupiah, sehingga dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaan bagi mahasiswa dan masyarakat secara luas," katanya.
Menurut dia, ban bekas dan kain perca jeans sangat melimpah di masyarakat sebagai limbah. Namun, pemanfaatannya masih kurang optimal.
Padahal, ada potensi besar dari limbah ban bekas. Ban memiliki sifat polystyrene, yakni ringan, keras, tahan panas, tidak mudah patah, sedikit kaku, dan kedap air. Sifat tersebut sangat cocok jika dijadikan bahan baku sepatu.
"Sama dengan ban bekas, kain perca jeans dari sisa konveksi jeans yang tidak terpakai lagi juga cukup melimpah. Melihat potensi itu kami memanfaatkannya sebagai bahan pembuatan sepatu," katanya.
Anggota kelompok pembuatan sepatu multifungsi dan unik itu adalah Latifa Dwike Ambarawati, Roy Fernando, dan Meita Wulan Sari.